Senin, 17 Desember 2012
Jumat, 14 Desember 2012
Materi Kelas X
SMA
IKATAN KIMIA
Standard Kompetensi: Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia serta struktur molekul dan sifat-sifatnya
Kompetensi Dasar: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
Indikator:
Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan membentuk ikatan
Siswa dapat menggambarkan susunan electron valensi gas mulia (duplet dan octet) dan electron vaensi atom bukan gas mulia (struktur lewis)
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion dengan contoh senyawanya.
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
A. Ikatan antar atom:
1. Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan ionik yang mempersatukan ion anion dan kation.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
Memiliki titik leleh yang tinggi
Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
2. Ikatan kovalen = homopolar
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan.
Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam
ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus
kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom
terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak
mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam
ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini
mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan
konfigurasi atom dari He (2ē valensi) untuk mencapai tingkat
kestabilannya. Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam
ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh
dalam menentukan bentuk dan geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah
pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal
merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan
rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3
pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih
pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga bermacam-macam
jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan
lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen
polar dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya
mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan
persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan
negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan
yang kecil atau tidak ada.
3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
4. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.
B. Ikatan antar molekul
1. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
2. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls
Sumber:
http://lischer.wordpress.com/2009/08/21/jenis-jenis-ikatan-kimia/
Selasa, 13 November 2012
Kesetimbangan Kimia
Standard Kompetensi: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia,dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta peneraoannya.
Reaksi Kimia
Reaksi Kimia
Reaksi kimia
terbagi menjadi dua, yaitu:
A.
Reaksi balik/searah/reirrevesible
Contoh: NaOH + HCl -> NaCl + H2O
B. Reaksi
dapat balik/2 arah/revesible
Contoh: N2
+ 3H2 -> 2NH3
2NH3 -> N2 + 3H2
Kedua reaksi tadi menjadi N2 + H2 ⇄ NH3
Keseteimbangan
A. Homogen
Contoh: N2 (g) + H2 (g) ⇄ NH3 (g)
Reaksi di atas merupakan homogen, karena baik pereaksi maupun hasil reaksi,
keduanya merupakan gas.
B. Heterogen
Contoh: C (s) + H2O (g) ⇄ CO (g) + H2
(g)
Guldberg dan Waage mengemukakan
hukum kesetimbangan dalam reaksi kimia sebagai berikut:
"Dalam keadaan
setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi hasul reaksi dibagi hasil
kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan yang
masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap."
Hasil bagi
tersebut dinamakan tetapan keseimbangan dilambangkan dengan K.
Untuk Reaksi
Homogen
Contoh:
pA (g) + qB
(g) ⇄ rC (g) + sD (g)
Ket: p, q, r, s adalah koefisien.
Maka Tetapan Kesetimbangannya (Kc) adalah:
Untuk Reaksi Heterogen
Untuk reaksi heterogen, maka yang diambil pada saat menentukan tetapan kesetimbangannya (Kc) hanya yang berupa gas (g) dan larutan (aq)
Contoh:
CaC2O4 (s) ⇄ CaO (s) + CO (g) + CO2 (g)
Maka Tetapan Kesetimbangannya (Kc) adalah:
Kc = [CO] [CO2]
Untuk reaksi heterogen, maka yang diambil pada saat menentukan tetapan kesetimbangannya (Kc) hanya yang berupa gas (g) dan larutan (aq)
Contoh:
CaC2O4 (s) ⇄ CaO (s) + CO (g) + CO2 (g)
Maka Tetapan Kesetimbangannya (Kc) adalah:
Kc = [CO] [CO2]
Sumber:
http://bermanfaatsemoga.blogspot.com/2011/01/kesetimbangan-kimia-1.html
Selasa, 06 November 2012
RPP Laju Reaksi-2
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
LAJU REAKSI-2
Nama Sekolah :
SMA BATIK 1 SURAKARTA
Mata Pelajaran :
Kimia
Kelas / Semester : XI IPA / 1
Standard
Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan
kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi
Dasar
: 3.2 Memahami
teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde
reaksi, dan terapannya dalam kehidupannya sehari-hari
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Membuat
dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
2.
Menjelaskan secara
teoritis tentang laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.
Menjelaskan pengertian
dan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram, serta
penggunaan katalis dalam industri kimia.
Tujuan:
Siswa dapat,
1. Membuat
dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
2.
Menjelaskan secara
teoritis tentang laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.
Menjelaskan pengertian
dan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram, serta
penggunaan katalis dalam industri kimia.
·
Karakter
siswa yang diharapkan:
Jujur,
Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi,
Tanggung jawab, Peduli lingkungan
·
Kewirausahaan
/ Ekonomi kreatif:
Percaya
diri, berorientasi tugas dan hasil
Materi Ajar
°
Persamaan reaksi
kimia
m A + n B à
p C + q D
Persamaan laju reaksi kimia:
v = k [A]m
[B]n
dimana, k :
tetapan laju reaksi
m : reaksi orde A
n :
reaksi orde B
°
Reaksi Orde
Orde reaksi menyatakan
besarnya pangkat konsentrasi pereaksi
pada laju reaksi.
Jenis-jenis
orde reaksi:
-
Reaksi orde nol
-
Reaksi orde satu
-
Reaksi orde dua
1. Grafik Orde Nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksinya ditulis:
Bilangan
dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi menjadi: r »
k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya digambarkan
seperti Grafik diatas.
2. Grafik Orde Satu
Hubungan kecepatan dengan
konsentrasi
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti
laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika
konsentrasi pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan
menjadi 41 atau 4 kali lebih besar.
-
3. Grafik Orde Dua
Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi
berarti laju reaksi itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan
konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju
reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.
Metode Pembelajaran:
°
Pertemuan
Pertama:
2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Metode Pembelajaran Ekspositori
°
Pertemuan
Kedua:
2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Model Pembelajaran praktikum
°
Pertemuan Ketiga: 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Ulangan
Harian
Alokasi Waktu:
6 jam pelajaran (6 x 45 menit)
Strategi Pembelajaran
Tatap
Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
ü Menjelaskan persamaan laju reaksi
ü Menjelaskan cara menentukan persamaan laju reaksi
ü Menjelaskan jenis-jenis orde reaksi dan
pengertiannya
|
ü Menyebutkan jenis-jenis orde reaksi dan
pengertiannya
ü Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
|
ü Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan orde reaksi
ü Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data
percobaan
ü Siswa
dapat membuat persamaan laju reaksi
|
Skenario Pembelajaran
Pertemuan Pertama: 2
jam pelajaran (2 x 45menit)
Materi Ajar:
o
Persamaan laju reaksi
o Orde
Reaksi
Model
Pembelajaran Ekspositori
No
|
Kegiatan
kelas
|
Alokasi
waktu
|
Keterangan
|
A.
|
Kegiatan awal
|
10 menit
|
|
Salam pembuka
|
Religius
|
||
Memeriksa
kehadiran siswa
|
Senang
|
||
a. Apersepsi
Menanyakan
tentang peristiwa alam yang berlangsung cepat, sedang, dan lambat, serta
faktor apa saja yang mempengaruhinya, sebagai upaya menghubungkan konteks
dengan konten
|
Rasa
ingin tahu
|
||
b. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
siswa dapat menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi
|
Disiplin
|
||
c. Motivasi
Memotivasi
siswa tentang materi dan menyampaikan manfaat dari materi tentang orde dan
persamaan laju reaksi kedepannya
|
kreatif dan Rasa
ingin tahu
|
||
B.
|
Kegiatan
Inti
|
||
Eksplorasi
Guru
memberikan penjelasan tentang persamaan laju reaksi, orde satu, dua, dan tiga
serta aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri (Lampiran
2.3)
|
70 menit
|
Rasa
ingin tahu
Kerja keras
|
|
Elaborasi
Guru
memberikan soal tentang menentukan persamaan laju reaksi kepada siswa (Lampiran 3.5)
|
Tanggung
jawab
Percaya
diri
|
||
Siswa mendiskusikan jawaban soal
dengan teman.
|
Kreatif, percaya diri, toleransi, dan
tanggung jawab
|
||
Salah satu siswa mempresentasikan
jawaban dari soal.
|
Rasa ingin tahu, toleransi, dan komunikatif
|
||
Konfirmasi
Guru
mengevaluasi jawaban dari siswa (lampiran 4.5)
|
Rasa
ingin tahu
|
||
C.
|
Kegiatan Akhir
|
10 menit
|
|
a. Guru bersama dengan siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang dipelajari (penentuan orde, persamaan laju
reaksi, serta aplikasi laju reaksi)
|
Kreatif
Komunikatif
Kerja
keras
|
||
b. Guru
menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya yaitu tentang teori tumbukan dan aplikasi laju reaksi
Guru
memberikan tugas untuk mempelajari faktor yang mempengaruhi laju reaksi
|
Rasa
ingin tahu
|
||
c. Salam penutup
|
Gembira
|
Pertemuan Kedua: 2
jam pelajaran (2 x 45menit)
Materi Ajar:
o
Faktor-faktor
laju reaksi
o Aplikasi
laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Model
Pembelajaran Praktikum
No
|
Kegiatan
kelas
|
Alokasi
waktu
|
Keterangan
|
A.
|
Kegiatan awal
|
10 menit
|
|
Salam pembuka
|
Religius
|
||
Memeriksa
kehadiran siswa
|
Senang
|
||
§
Apersepsi
Faktor
apa saja yang mempengaruhi laju reaksi? (Lampiran 1.3)
§
Orientasi
Guru
menyampaikan tujuan dari praktikum ini yaitu siswa dapat mengidentifikasi
faktor-faktor laju reaksi
§
Motivasi
Guru
menyampaikan manfaat dari mempelajari faktor-faktor laju reaksi kedepannya
|
Kerja keras dan Rasa
ingin tahu
|
||
B.
|
Kegiatan
Inti
|
||
Eksplorasi
o Memberikan pengarahan umum tentang tata tertib
melakukan percobaan yang efektif, efisien, dan memenuhi criteria keselamatan
kerja
o Guru
membimbing siswa untuk berkumpul
dengan kelompoknya dan mempersiapkan alat/bahan, serta melakukan percobaan
sesuai dengan modul
yang telah didistribusikan (Lampiran 2.4)
|
60 menit
|
Rasa
ingin tahu,
Kerja keras, kompak
|
|
Elaborasi
o Siswa
melakukan percobaan
o Siswa
mengamati gejala, mencatat hasil pengamatan, melakukan interpretasi data,
mendiskusikan fenomena, dan menyimpulkan hasil percobaan
|
15 menit
|
Teliti, tanggung jawab, kertja keras
|
|
Konfirmasi
o Membimbing siswa untuk membuat laporan sementara
|
5 menit
|
Kerja keras, dan tanggung
jawab
|
|
C.
|
Kegiatan Akhir
|
||
b. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat laporan resmi serta memberi tahukan format laporan resmi
|
10 menit
|
Komunikatif
Kerja
keras
|
|
c. Guru
menyampaikan tanggal pengumpulan
laporan
|
Toleransi
|
||
d. Salam penutup
|
Gembira
|
Pertemuan Ketiga: 2
jam pelajaran (2 x 45 menit)
Materi Ajar:
o Ulangan Laju Reaksi
No
|
Kegiatan
kelas
|
Alokasi
waktu
|
Keterangan
|
A.
|
Kegiatan awal
|
5 menit
|
|
Salam pembuka
|
Religius
|
||
Memeriksa
kehadiran siswa
|
Senang
|
||
Menyuruh siswa untuk mengumpulkan catatan
|
Kerja keras dan Toleransi
|
||
Membagikan soal ulangan harian serta lembar jawab kepada siswa
|
Toleransi
|
||
B.
|
Kegiatan Inti
|
||
1.
|
Siswa mengerjakan ulangan harian
|
60 menit
|
Rasa
ingin tahu,
|
Guru memeriksa catatan siswa
|
Toleransi
|
||
C.
|
Kegiatan Akhir
|
||
Guru mengambil lembar jawab
|
10 menit
|
Toleransi
|
|
Guru menghitung lembar jawab
|
Kerja keras
|
||
Salam
penutup
|
Gembira
|
Alat / Bahan / Sumber
Belajar:
·
Alat
: LCD
Komputer
Papan tulis
Spidol
Penghapus
Jas Praktikum
Peralatan praktikum laju
reaksi
Bahan praktikum laju reaksi
·
Bahan
: Modul praktikum laju reaksi
Buku Kimia 2 untuk SMA
LKS Kimia Kelas XI
SIMPATI Semester 1
·
Sumber : Purba, Michael. 2004. Kimia Kelas
XI. Jakarta.Erlangga
Buku
Kimia 2 untuk SMA
LKS Kimia Kelas XI
SIMPATI Semester 1
Surakarta,
5 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)