Jam Berapa Sekarang?????

Jumat, 14 Desember 2012

Materi Kelas X
 SMA

IKATAN KIMIA

Standard Kompetensi: Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia serta struktur molekul dan sifat-sifatnya

Kompetensi Dasar: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

Indikator:
Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan membentuk ikatan
Siswa dapat menggambarkan susunan electron valensi gas mulia (duplet dan octet) dan electron vaensi atom bukan gas mulia (struktur lewis)
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion dengan contoh senyawanya.
 
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

A. Ikatan antar atom:

1. Ikatan ion = heteropolar

Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.

Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan ionik yang mempersatukan ion anion dan kation.
  
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
  Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
  Memiliki titik leleh yang tinggi
  Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

 2. Ikatan kovalen = homopolar

Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.  

Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari He (2ē valensi) untuk mencapai tingkat kestabilannya. Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul. 

Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain.  

Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.

image

 Gambar Ikatan Kovalen pada metana

3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar

Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.

Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
Atom yang lainnya memiliki orbital kosong

Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.

4. Ikatan Logam

Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.

B. Ikatan antar molekul 

1. Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.

Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.

2. Ikatan van der walls

Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls

Sumber:
http://lischer.wordpress.com/2009/08/21/jenis-jenis-ikatan-kimia/      

Selasa, 13 November 2012

Kesetimbangan Kimia


Standard Kompetensi: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia,dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta peneraoannya.

Reaksi Kimia
Reaksi kimia terbagi menjadi dua, yaitu:
A. Reaksi  balik/searah/reirrevesible
     Contoh: NaOH + HCl -> NaCl + H2O

B. Reaksi dapat balik/2 arah/revesible
Contoh: N2 + 3H2 -> 2NH3

              2NH3 -> N2 + 3H2
              Kedua reaksi tadi menjadi N2 + H2 NH3

Keseteimbangan
A. Homogen
   Contoh: N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)
   Reaksi di atas merupakan homogen, karena baik pereaksi maupun hasil reaksi, keduanya merupakan gas.
B. Heterogen
   Contoh: C (s) + H2O (g) CO (g) + H2 (g)

Hukum Kesetimbangan
Guldberg dan Waage mengemukakan hukum kesetimbangan dalam reaksi kimia sebagai berikut:
"Dalam  keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi hasul reaksi dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap."
Hasil bagi tersebut dinamakan tetapan keseimbangan dilambangkan dengan K.
Untuk Reaksi Homogen 
Contoh:
pA (g) + qB (g) rC (g) + sD (g)
Ket: p, q, r, s adalah koefisien.

Maka Tetapan Kesetimbangannya (Kc) adalah:




Untuk Reaksi Heterogen
Untuk reaksi heterogen, maka yang diambil pada saat menentukan tetapan kesetimbangannya (Kc) hanya yang berupa gas (g) dan larutan (aq)
Contoh:
CaC2O4 (s) CaO (s) + CO (g) + CO2 (g)

 Maka Tetapan Kesetimbangannya (Kc) adalah:
Kc = [CO] [CO2



Sumber:
http://bermanfaatsemoga.blogspot.com/2011/01/kesetimbangan-kimia-1.html


Selasa, 06 November 2012

RPP Laju Reaksi-1

RPP Laju Reaksi-2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
LAJU REAKSI-2

Nama Sekolah                       : SMA BATIK 1 SURAKARTA
Mata Pelajaran                      : Kimia
Kelas / Semester                    : XI IPA / 1
Standard Kompetensi          : 3.      Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar                : 3.2    Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupannya sehari-hari
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1.      Membuat dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2.      Menjelaskan secara teoritis tentang laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.      Menjelaskan pengertian dan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram, serta penggunaan katalis dalam industri kimia.
Tujuan:
Siswa dapat,
1.      Membuat dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2.      Menjelaskan secara teoritis tentang laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.      Menjelaskan pengertian dan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram, serta penggunaan katalis dalam industri kimia.
·           Karakter siswa yang diharapkan:
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung jawab, Peduli lingkungan
·           Kewirausahaan / Ekonomi kreatif:
Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil

Materi Ajar
°         Persamaan reaksi kimia
                        m A + n B  à p C + q D
Persamaan laju reaksi kimia:
                        v = k [A]m [B]n
dimana,  k       : tetapan laju reaksi
 m      : reaksi orde A
 n       : reaksi orde B

°         Reaksi Orde
Orde reaksi menyatakan besarnya pangkat  konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Jenis-jenis orde reaksi:
-            Reaksi orde nol
-            Reaksi orde satu
-            Reaksi orde dua
1. Grafik Orde Nol


Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksinya ditulis:
Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya digambarkan seperti Grafik diatas.

2. Grafik Orde Satu
Hubungan kecepatan dengan konsentrasi
Untuk orde satu, persamaan laju reaksi adalah :

Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4 kali lebih besar.
-          3. Grafik Orde Dua
Hubungan konsentrasi dengan waktu





Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:


Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.
Metode Pembelajaran:
°            Pertemuan Pertama: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
       Metode Pembelajaran Ekspositori
°            Pertemuan Kedua: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Model Pembelajaran praktikum
°            Pertemuan Ketiga: 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Ulangan Harian

Alokasi Waktu:
6 jam pelajaran (6 x 45 menit)

Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
ü Menjelaskan persamaan laju reaksi
ü Menjelaskan cara menentukan persamaan laju reaksi
ü Menjelaskan jenis-jenis orde reaksi dan pengertiannya
ü Menyebutkan jenis-jenis orde reaksi dan pengertiannya
ü Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
ü Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan orde reaksi
ü Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
ü Siswa dapat membuat persamaan laju reaksi


Skenario Pembelajaran
Pertemuan Pertama: 2 jam pelajaran (2 x 45menit)
Materi Ajar:
o   Persamaan laju reaksi
o   Orde Reaksi

Model Pembelajaran Ekspositori

No
Kegiatan kelas
Alokasi waktu
Keterangan
A.
Kegiatan awal
10 menit


Salam pembuka
Religius
Memeriksa kehadiran siswa
Senang
a.  Apersepsi
Menanyakan tentang peristiwa alam yang berlangsung cepat, sedang, dan lambat, serta faktor apa saja yang mempengaruhinya, sebagai upaya menghubungkan konteks dengan konten
Rasa ingin tahu
b. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi
Disiplin
c.  Motivasi
Memotivasi siswa tentang materi dan menyampaikan manfaat dari materi tentang orde dan persamaan laju reaksi kedepannya
kreatif dan Rasa ingin tahu
B.
Kegiatan Inti




Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang persamaan laju reaksi, orde satu, dua, dan tiga serta aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri (Lampiran 2.3)
70 menit
Rasa ingin tahu
Kerja keras
Elaborasi
Guru memberikan soal tentang menentukan persamaan laju reaksi kepada siswa  (Lampiran 3.5)
Tanggung jawab
Percaya diri
Siswa mendiskusikan jawaban soal dengan teman.
Kreatif, percaya diri, toleransi, dan tanggung jawab
Salah satu siswa mempresentasikan jawaban dari soal.
Rasa ingin tahu, toleransi, dan komunikatif
Konfirmasi
Guru mengevaluasi jawaban dari siswa (lampiran 4.5)
Rasa ingin tahu
C.
Kegiatan Akhir
10 menit


a.       Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari (penentuan orde, persamaan laju reaksi, serta aplikasi laju reaksi)
Kreatif 
Komunikatif
Kerja keras
b.      Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya yaitu tentang teori tumbukan dan aplikasi laju reaksi
Guru memberikan tugas untuk mempelajari faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Rasa ingin tahu
c.       Salam penutup
Gembira

Pertemuan Kedua: 2 jam pelajaran (2 x 45menit)
Materi Ajar:
o   Faktor-faktor laju reaksi
o   Aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri



Model Pembelajaran Praktikum
No
Kegiatan kelas
Alokasi waktu
Keterangan
A.
Kegiatan awal
10 menit


Salam pembuka
Religius
Memeriksa kehadiran siswa
Senang
§   Apersepsi
Faktor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi? (Lampiran 1.3)
§   Orientasi
Guru menyampaikan tujuan dari praktikum ini yaitu siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor laju reaksi
§   Motivasi
Guru menyampaikan manfaat dari mempelajari faktor-faktor laju reaksi kedepannya
Kerja keras dan Rasa ingin tahu
B.
Kegiatan Inti




Eksplorasi
o  Memberikan pengarahan umum tentang tata tertib melakukan percobaan yang efektif, efisien, dan memenuhi criteria keselamatan kerja
o  Guru membimbing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan mempersiapkan alat/bahan, serta melakukan percobaan sesuai dengan modul yang telah didistribusikan (Lampiran 2.4)
60 menit
Rasa ingin tahu,
Kerja keras, kompak
Elaborasi
o  Siswa melakukan percobaan
o  Siswa mengamati gejala, mencatat hasil pengamatan, melakukan interpretasi data, mendiskusikan fenomena, dan menyimpulkan hasil percobaan
15 menit
Teliti, tanggung jawab, kertja keras
Konfirmasi
o  Membimbing siswa untuk membuat laporan sementara
5 menit
Kerja keras, dan tanggung jawab
C.
Kegiatan Akhir



b.      Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan resmi serta memberi tahukan format laporan resmi
10 menit
Komunikatif
Kerja keras
c.       Guru menyampaikan tanggal pengumpulan laporan
Toleransi
d.      Salam penutup
Gembira

Pertemuan Ketiga: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Materi Ajar:
o   Ulangan Laju Reaksi
No
Kegiatan kelas
Alokasi waktu
Keterangan
A.
Kegiatan awal
5 menit


Salam pembuka
Religius
Memeriksa kehadiran siswa
Senang
Menyuruh siswa untuk mengumpulkan catatan
Kerja keras dan  Toleransi

Membagikan soal ulangan harian serta lembar jawab kepada siswa

Toleransi
B.
Kegiatan Inti
1.


Siswa mengerjakan ulangan harian
60 menit
Rasa ingin tahu,
Guru memeriksa catatan siswa
Toleransi
C.
Kegiatan Akhir

Guru mengambil lembar jawab
10 menit
Toleransi
Guru menghitung lembar jawab
Kerja keras
Salam penutup
Gembira

Alat / Bahan / Sumber Belajar:
·         Alat                 : LCD
Komputer
Papan tulis
Spidol
Penghapus
Jas Praktikum
Peralatan praktikum laju reaksi
Bahan praktikum laju reaksi
·         Bahan             : Modul praktikum laju reaksi
Buku Kimia 2 untuk SMA
LKS Kimia Kelas XI SIMPATI Semester 1
·         Sumber           : Purba, Michael. 2004. Kimia Kelas XI. Jakarta.Erlangga
  Buku Kimia 2 untuk SMA
LKS Kimia Kelas XI SIMPATI Semester 1

Surakarta, 5 Oktober 2012